Sabtu, 01 September 2012

Penelitian Tindakan Kelas [BAB 4]

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

4.1  Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan prasiklus, siklus I, dan siklus II. sedangkan hasil nontes berupa perubahan perilaku yang diperoleh melalui deskripsi perilaku ekologis, dan dokumentasi foto. Hal yang dibahas berupa proses pembelajaran, peningkatan prestasi belajar, dan perubahan perilaku belajar siswa pada siklus I dan siklus II setelah melaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan metode karyawisata.  Hasil penelitian pada prasiklus, siklus I dan siklus II dijelaskan sebagai berikut.

4.1.1 Hasil Penelitian Prasiklus
Hasil tes prasiklus diperoleh sebelum dilaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan metode karyawisata.  Hasil tes prasiklus berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal siswa.  Data nilai prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa tunagrahita kelas III prasiklus  diperoleh data nilai seperti tabel berikut.
            Tabel 1.  Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA Prasiklus
Nomor
Subyek
Nilai Pretes IPA
1
M
5
2
A
5
3
T
6
Jumlah
16
Rata-rata kelas
5,3

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan siklus I merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data yang diperoleh pada prasiklus. Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran IPA melalui metode karyawisata.  Kegiatan yang bisa dilakukan selama di luar kelas antara lain melakukan observasi (pengamatan).  Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan di dalam kelas sebelum mereka terjun di lapangan sehingga diharapkan mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan.  Hasil penelitian siklus I diuraikan sebagai berikut.
4.1.2.1  Perencanaan (Planning)
Seperti dijelaskan di atas, bahwa siklus 1 dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama memberikan input kepada siswa melalui penjelasan lisan, sedangkan pertemuan yang kedua dilakukan pembelajaran dengan karyawisata
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan adalah :
1.   Membuat rencana pembelajaran dengan :
a).  Tema                           :   Lingkungan
b). Standar Kompetensi  :  Memahami bagian-bagian utama tubuh hewan dan   
                                             tumbuhan
c).  Kompetensi Dasar       : 
1)  Mendiskripsikan bagian-bagian tubuh hewan (kaki, badan, kepala)
2)  Mendiskripsikan bagian-bagian utama tumbuhan (akar, batang, daun)
2.    Langkah-langkah pembelajaran.
a).  Siswa mempelajari berbagai nama hewan yang diberikan lewat menjawab   
      pertanyaan.
b). Kemudian siswa merencanakan tugas sebagai persiapan untuk melakukan  
      pembelajaran dengan karyawisata.
c).  Dalam pertemuan yang kedua siswa diajak ke luar kelas untuk melakukan pengamatan hewan ternak yang mereka temui.
Setelah waktu yang diberikan selesai, maka siswa kembali ke dalam kelas untuk mengerjakan lembar kerja sebagai post tes secara individual.

4.1.2.2  Pelaksanaan (Acting)
Pertemuan Pertama
a).  Siswa diminta untuk menyebutkan nama hewan.
b). Siswa mendiskripsikan bagian-bagian tubuh dari hewan.
c).  Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan
     dilakukan diluar kelas
Pertemuan Kedua
Dengan kegiatan yang sudah dibuat sebelumnya, maka siswa    melaksanakan observasi tentang bagian-bagian tubuh yang dimiliki hewan.
Dengan hasil observasi dan interview tersebut siswa kembali ke kelas untuk mengerjakan lembar kerja siswa.

4.1.2.3  Pengamatan (Observing)
Dalam setiap siklus peneliti mencatat kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.  Ada beberapa temuan positif yang  antara lain
a.       Siswa lebih bergairah dalam belajar
b.      Siswa terbiasa untuk melakukan pengamatan
c.       Siswa terbantu untuk memahami materi ajar
d.      Siswa terbantu menemukan nama bagian-bagian tubuh hewan
Adapun temuan negatifnya adalah.
a.       Ada 1 siswa yang  menggantungkan jawaban siswa lain
b.      Pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan persiapan yang dibuat, sehingga siswa merasa kesulitan.
Hasil  tes pada siklus 1 menunjukkan adanya kemajuan,  hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dan Grafik 1  berikut ini.
Tabel 2.  Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA Klas III SLB-C  YPAALB Prambanan 
               pada siklus 1
No
Subyek
Siklus 1
Keterangan
Pre tes
Post Tes
1
M
5
7
Meningkat
2
A
5
6
Meningkat
3
T
6
7
Meningkat
Jumlah
16
20
Meningkat
Rata-rata kelas
5,3
6,7
Meningkat
















Grafik 1.  Grafik Histogram Prestasi Belajar IPA Klas III SLB–C YPAALB   
                 Prambanan pada siklus 1
4.1.2.4  Refieksi (Reflecting)
Untuk mengatasi temuan-temuan tersebut peneliti melakukan refleksi yang digunakan untuk membuat perencanaan pada siklus berikutnya, antara lain :
a.       Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan perencanaan.
b.      Diberikan permasalahan dan dipecahkan bersama di lapangan
c.       Perlu penjelasan tentang bagaimana cara mengorganisasikan kegiatan  dengan baik Dilakukan tukar menukar informasi antar siswa, sehingga mengurangi ketergantungan jawaban siswa pada jawaban temannya.
Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata yang berlangsung pada siklus I diabadikan dalam dokumentasi foto. Gambar 1 berikut ini memperlihatkan proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus I.
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: H:\PHOTO DOKUMEN\DSC03688.JPG
 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: H:\PHOTO DOKUMEN\DSC03683.JPG
 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: H:\PHOTO DOKUMEN\DSC03682.JPG
 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: H:\PHOTO DOKUMEN\DSC03680.JPG
 
 












Gambar 1.  Proses pembelajaran dengan metode karyawisata
Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus I berdasarkan deskripsi perilaku ekologis, pada tahap tersebut, siswa terlihat cukup antusias dengan pola yang dilakukan guru, siswa merasa senang sehingga interaksi yang baik juga terjalin antara guru dan siswa.  Respon positif siswa menjadi awal yang baik terhadap pembelajaran yang berlangsung.



4.1.3  Siklus 2
4.1.3.1  Perencanaan (Planning)
Seperti pada siklus pertama, bahwa siklus kedua ini dilakukan dalam dua kali perternuan. Pertemuan pertama memberikan input kepada siswa melalui penjelasan lisan, sedangkan pertemuan yang kedua dilakukan pembelajaran dengan metode karyawisata
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan adalah :
    1. Membuat rencana pembelajaran dengan :
a).  Tema                           :   Lingkungan
b). Standar Kompetensi  :   Memahami bagian-bagian utama tubuh  hewan   
                                              dan tumbuhan
c).  Kompetensi Dasar       :   Mendiskripsikan bagian-bagian hewan (kepala,  
                                              badan, kaki)
     Mendiskripsikan bagian-bagian utama tumbuhan
     (akar, batang, dan daun)
2.  Langkah-langkah pembelajaran.
a). Siswa menyebutkan berbagai macam nama tumbuhan disekitarnya  
     dengan menjawab pertanyaan.
b). Memberikan penjelasan kepada siswa tentang kegiatan yang dilakukan
      saat melakukan pembelajaran dengan metode karyawisata
c).  Dalam pertemuan yang kedua siswa diajak keluar kelas untuk melakukan observasi dengan skenario sebagian siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan dilingkungan sekitarnya, sebagian lagi  memperhatikan hal-hal yang ditemui.
d). Setelah waktu yang diberikan selesai, siswa kembali ke dalam kelas untuk
      berdiskusi. Dalam kegiatan ini akan terjadi tukar menukar informasi
      antara siswa yang melakukan aktivitas dan siswa yang melakukan
      pengamatan.
e)   Siswa mengerjakan lembar kerja siswa yang dilakukan secara individual

4.1.3.2  Pelaksanaan (Acting)
Pertemuan Pertama
a).  Siswa diminta untuk menyebutkan nama tumbuhan dilingkungannya
b). Siswa mendiskripsikan bagian-bagian dari tumbuhan yang diketahui
c).  Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan diluar kelas
Pertemuan Kedua
a).  Dengan rencana kegiatan yang sudah dibuat sebelumnya, maka siswa melaksanakan observasi dan interview dengan observer tentang bagian-bagian yang dimiliki tumbuhan.
b). Dengan hasil observasi dan interview tersebut siswa kembali ke kelas untuk berdiskusi
c).  Siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara individual.


4.1.3.3  Pengamatan (Observing)
Dalam kegiatan pengamatan, peneliti menyusun suatu lembar kerja baru untuk meningkatkan kemampuan siswa.   Pertemuan pertama berupa pengajaraan secara lisan tentang tumbuhan.  Sedangkan pertemuan kedua berupa aktivitas diluar kelas.  Sebagian dari siswa melakukan tindakan dan siswa yang lain  melakukan pengamatan.   Ada beberapa temuan yang dapat catat antara lain.
a.       Siswa masih belum bisa memunculkan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang diinginkan.
b.      Pertukaran informasi antar siswa belum berjalan dengan baik
c.       Siswa lebih banyak bermain dengan obyek dari pada mengamati obyek yang ada.
Hasil  tes pada siklus 2 juga menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Grafik 2  berikut ini.
Tabel 3.  Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA Klas III SLB C  YPAALB
               Prambanan  pada siklus 2
Nomor
Subyek
Siklus 2
Keterangan
Pre Tes
Post Tes
1
Y
5
8
Meningkat
2
E
5
6
Meningkat
3
D
6
9
Meningkat
Jumlah
16
23
Meningkat
Rata-rata kelas
5,3
7,7
Meningkat










Grafik 2. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPA Klas III SLB–C  YPAALB
                Prambanan pada siklus 2

4.1.3.4  Refieksi (Reflecting)
Dari hasil tersebut peneliti membuat refleksi antara lain.
a.       Persiapan yang dibuat sudah baik yaitu sudah bisa mengakomodasikan terhadap keadaan di lapangan
b.      Diperlukan pembelajaran tersendiri untuk mengajarkan perbedaan  berbagai jenis tanaman yang ditemukan siswa
Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata yang berlangsung pada siklus II juga diabadikan dalam dokumentasi foto.
Gambar 2 berikut ini memperlihatkan proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus II.

c.      
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: F:\LOMBA GURU NAS\PTK PEMBETULAN\PHOTO DOKUMEN\DSC03687.JPG
 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: F:\LOMBA GURU NAS\PTK PEMBETULAN\PHOTO DOKUMEN\DSC03690.JPG
 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: F:\LOMBA GURU NAS\PTK PEMBETULAN\PHOTO DOKUMEN\DSC03692.JPG
 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: F:\LOMBA GURU NAS\PTK PEMBETULAN\PHOTO DOKUMEN\DSC03694.JPG
 
 
d.       
e.        
f.        
g.       
h.       
i.         
j.         





Gambar 2.  Proses pembelajaran dengan metode karyawisata
Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus II berdasarkan deskripsi perilaku ekologis, pada tahap tersebut, siswa terlihat lebih disiplin, memiliki rasa tanggungjawab dan berani untuk komunikasi dengan pemilik ternak serta siswa merasa tidak rendah diri dan minder. Siswa juga bisa kerjasama dengan teman maupun dengan pemilik ternak.

Sampai pada siklus kedua ini jika dilihat kemajuan belajar mereka, ada peningkatan yang menggembirakan.  Hasil. Peningkatan  kemampuan prestasi belajar siswa  dari masing-masing siklus disajikan dalam tabel 4 dan Grafik 3 berikut ini.
Tabel 4.   Daftar Ni lai Peningkatan Prestasi Belajar IPA Klas D3 SLB-C
                           YPAALB Prambanan
Nomor
Subyek
Rata-rata
Nilai Pre Tes
Nilai Post tes
Siklus 1
Siklus 2
1
M
5
7
8
2
A
5
6
6
3
T
6
7
9
Jumlah
16
20
23
Rata-rata kelas
5,3
6,7
7,7











Grafik 3.  Grafik Histogram Peningkatan Prestasi Belajar IPA Klas III SLB–C
                YPAALB  Prambanan pada Pre tes, Siklus 1 dan  Siklus 2


4.1.4  Pengujian Data
Hipotesa awal dalam penelitian ini adalah  Metode Karyawisata dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam anak tunagrahita kelas III SLB – C YPAALB Prambanan, Klaten tahun 2010/2011.   Untuk membuktikan hipotesis pengaruh penggunaan metode karyawisata terhadap peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam anak tunagrahita kelas III SLB – C YPAALB Prambanan Klaten, maka digunakan perbandingan data nilai dari hasil pre test dengan data nilai dari hasil post test.
Dari data Tabel  2 diperoleh hasil nilai rata-rata prestasi kemampuan awal (pre tes) siswa kelas III SLB – C YPAALB sebagai berikut :
Nilai rata-rata pre test (T1) : 
 
 


Nilai rata-rata post test (T2) siklus 1 : 
 
Dari data Tabel  3 diperoleh hasil nilai rata-rata prestasi kemampuan belajar IPA  siswa kelas III sebagai berikut :


Nilai rata-rata post test (T2) siklus 2 : 
 
                       


Hasil analisa data dari nilai rata-rata hasil pre test (T1) = 5,7 kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata dari hasil post test (T2)  = 7,2 maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode karyawisata dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada anak tunagrahita kelas III di SLB–C YPAALB Prambanan Klaten tahun 2010/2011.

4.2  Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut :
Anak tunagrahita adalah anak yang dilahirkan dengan IQ di bawah rerata normal sehingga mengalami keterbatasan atau hambatan pada masalah perkembangan dalam bidang intelektual, yang mengakibatkan anak lambat dalam hal penggunaan pola pikir abstrak.

            Anak tunagrahita dalam perkembangan penggunaan pola pikir abstrak mengalami banyak hambatan, salah satunya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dimana anak tunagrahita sulit menangkap materi yang bersifat abstrak.  Dengan demikian, maka dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang tepat, sehingga membantu dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
            Salah satu usaha untuk mengatasi hambatan prestasi belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam anak tunagrahita adalah dengan memberikan metode pembelajaran yang tepat.  Dalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran karyawisata sebagai alat bantu menyampaikan materi belajar anak tunagrahita.   Anak tunagrahita akan lebih dapat menerima suatu penjelasan dengan melihat langsung pada obyek ajar yang konkrit.  Penerimaan penjelasan pelajaran dengan metode karyawisata akan mempengaruhi kemampuan anak tuna grahita dalam menyerap pelajaran sehingga akan mempengaruhi pula  dalam prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam. 
            Berdasarkan  hasil penelitian diketahui bahwa keberhasilan pembelajaran untuk meningkatkan  prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam  dengan metode pembelajaran Karyawisata efektif dan peningkatannya sangat signifikan.
Peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam  dengan metode pembelajaran Karyawisata diwujudkan dengan pencapaian nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa.  Pada pelaksanaan pre tes nilai rata-rata yang diraih siswa adalah 5,3.   Pada siklus satu nilai rata-rata yang diraih siswa adalah 6,7  dan pada siklus dua nilai rata-rata yang diraih siswa adalah 7,7.  Hasil belajar tersebut sabagai wujud kemampuan penerimaan pembelajaran  dengan metode karyawisata pada setiap siklus.  Dari kedua siklus menampakkan hasil peningkatan prestasi belajar yang menggembirakan.   Peningkatan tersebut sebagai efek dari proses belajar yang dikelola dengan baik melalui metode pembelajaran karyawisata.
Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, terbukti mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar.  Melalui pengalaman-pengalaman belajar pada implementasi metode pembelajaran karyawisata, guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang menyediakan  pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa, sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna.
Jika dikaitkan dengan kesan siswa yang muncul setelah siklus satu sampai siklus dua, metode pembelajaran karyawisata ternyata menjadikan siswa semakin  senang dan semangat untuk belajar Ilmu Pengetahuan Alam.  Dari hasil penelitian juga tampak bahwa dengan memanfaatkan lingkungan luar kelas sebagai sumber belajar.   Keberhasilan-keberhasilan tersebut sebagai efek dari proses  belajar yang dikelola dengan baik melalui metode pembelajaran Karyawisata untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berfikir abstrak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar