BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
4.1 Hasil
Penelitian
Hasil
penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan prasiklus, siklus I, dan
siklus II. sedangkan hasil nontes berupa perubahan perilaku yang diperoleh
melalui deskripsi perilaku ekologis, dan dokumentasi foto. Hal yang dibahas
berupa proses pembelajaran, peningkatan prestasi belajar, dan perubahan perilaku belajar siswa pada siklus I
dan siklus II setelah melaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan
metode karyawisata. Hasil penelitian pada prasiklus, siklus I dan
siklus II dijelaskan sebagai berikut.
4.1.1 Hasil Penelitian Prasiklus
Hasil tes prasiklus diperoleh sebelum
dilaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan metode
karyawisata. Hasil tes prasiklus
berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal siswa. Data nilai prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa tunagrahita
kelas III prasiklus diperoleh
data nilai seperti tabel berikut.
Tabel 1. Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA Prasiklus
Nomor
|
Subyek
|
Nilai Pretes IPA
|
1
|
M
|
5
|
2
|
A
|
5
|
3
|
T
|
6
|
Jumlah
|
16
|
|
Rata-rata
kelas
|
5,3
|
4.1.2
Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan
siklus I merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data yang diperoleh pada
prasiklus. Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menerapkan
pembelajaran IPA melalui metode karyawisata. Kegiatan yang bisa dilakukan selama di luar kelas antara
lain melakukan observasi (pengamatan). Kegiatan-kegiatan tersebut
direncanakan di dalam kelas sebelum mereka terjun di lapangan sehingga
diharapkan mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan. Hasil
penelitian siklus I diuraikan sebagai berikut.
4.1.2.1
Perencanaan (Planning)
Seperti
dijelaskan di atas, bahwa siklus
1 dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama memberikan input kepada
siswa melalui penjelasan lisan, sedangkan pertemuan yang kedua dilakukan
pembelajaran dengan karyawisata
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam perencanaan adalah :
1. Membuat rencana pembelajaran
dengan :
a). Tema :
Lingkungan
b). Standar
Kompetensi : Memahami bagian-bagian
utama tubuh hewan dan
tumbuhan
c). Kompetensi Dasar :
1) Mendiskripsikan
bagian-bagian tubuh hewan (kaki, badan, kepala)
2) Mendiskripsikan
bagian-bagian utama tumbuhan (akar, batang, daun)
2. Langkah-langkah pembelajaran.
a). Siswa mempelajari berbagai nama
hewan yang diberikan lewat menjawab
pertanyaan.
b). Kemudian siswa merencanakan tugas
sebagai persiapan untuk melakukan
pembelajaran
dengan karyawisata.
c). Dalam pertemuan yang kedua siswa
diajak ke luar kelas untuk melakukan pengamatan hewan ternak yang mereka temui.
Setelah
waktu yang diberikan selesai, maka siswa kembali ke dalam kelas untuk
mengerjakan lembar kerja sebagai post tes secara individual.
4.1.2.2 Pelaksanaan (Acting)
Pertemuan Pertama
a). Siswa diminta untuk menyebutkan
nama hewan.
b). Siswa mendiskripsikan
bagian-bagian tubuh dari hewan.
c). Siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan
diluar kelas
Pertemuan Kedua
Dengan kegiatan yang sudah dibuat sebelumnya, maka siswa melaksanakan observasi tentang
bagian-bagian tubuh yang dimiliki hewan.
Dengan hasil observasi dan interview tersebut siswa kembali ke kelas untuk
mengerjakan lembar kerja siswa.
4.1.2.3 Pengamatan (Observing)
Dalam setiap siklus peneliti mencatat kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.
Ada beberapa temuan positif yang antara lain
a.
Siswa
lebih bergairah dalam belajar
b.
Siswa
terbiasa untuk melakukan pengamatan
c.
Siswa terbantu untuk memahami materi ajar
d.
Siswa terbantu menemukan nama bagian-bagian tubuh hewan
Adapun temuan negatifnya adalah.
a.
Ada 1
siswa yang menggantungkan jawaban siswa lain
b.
Pelaksanaan di lapangan tidak
sesuai dengan persiapan
yang dibuat, sehingga siswa merasa kesulitan.
Hasil tes pada siklus 1
menunjukkan adanya kemajuan, hal ini dapat
dilihat pada tabel 2 dan Grafik 1 berikut ini.
Tabel 2. Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA Klas III SLB-C YPAALB Prambanan
pada siklus
1
No
|
Subyek
|
Siklus 1
|
Keterangan
|
|
Pre tes
|
Post Tes
|
|||
1
|
M
|
5
|
7
|
Meningkat
|
2
|
A
|
5
|
6
|
Meningkat
|
3
|
T
|
6
|
7
|
Meningkat
|
Jumlah
|
16
|
20
|
Meningkat
|
|
Rata-rata kelas
|
5,3
|
6,7
|
Meningkat
|

Grafik
1. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPA
Klas III SLB–C YPAALB
Prambanan
pada siklus 1
4.1.2.4 Refieksi (Reflecting)
Untuk mengatasi temuan-temuan tersebut peneliti melakukan refleksi yang
digunakan untuk membuat perencanaan pada siklus berikutnya, antara lain :
a.
Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan
dengan perencanaan.
b.
Diberikan permasalahan dan dipecahkan bersama di lapangan
c.
Perlu penjelasan tentang bagaimana cara mengorganisasikan
kegiatan dengan baik Dilakukan
tukar menukar informasi antar siswa, sehingga mengurangi ketergantungan jawaban
siswa pada jawaban temannya.
Proses pembelajaran ilmu
pengetahuan alam
melalui metode karyawisata yang
berlangsung pada siklus I diabadikan dalam dokumentasi foto. Gambar 1 berikut
ini memperlihatkan proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus I.
|
|
||||
|
|
Gambar 1. Proses pembelajaran dengan
metode karyawisata
Proses pembelajaran ilmu
pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus I berdasarkan deskripsi
perilaku ekologis, pada tahap tersebut, siswa terlihat cukup antusias dengan pola yang dilakukan guru, siswa merasa
senang sehingga interaksi yang baik juga terjalin antara guru dan siswa. Respon positif siswa menjadi awal yang baik
terhadap pembelajaran yang berlangsung.
4.1.3 Siklus 2
4.1.3.1 Perencanaan
(Planning)
Seperti
pada siklus pertama, bahwa siklus kedua ini dilakukan dalam dua kali
perternuan. Pertemuan pertama memberikan input kepada siswa melalui penjelasan
lisan, sedangkan pertemuan yang kedua dilakukan pembelajaran dengan metode karyawisata
Langkah-langkah yang
ditempuh dalam perencanaan adalah :
1. Membuat
rencana pembelajaran dengan :
a). Tema :
Lingkungan
b). Standar Kompetensi : Memahami bagian-bagian utama tubuh hewan
dan
tumbuhan
c). Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan bagian-bagian hewan
(kepala,
badan, kaki)
Mendiskripsikan
bagian-bagian utama tumbuhan
(akar,
batang, dan daun)
2. Langkah-langkah
pembelajaran.
a). Siswa menyebutkan berbagai macam nama tumbuhan
disekitarnya
dengan
menjawab pertanyaan.
b). Memberikan penjelasan kepada siswa tentang kegiatan yang
dilakukan
saat
melakukan pembelajaran dengan metode karyawisata
c). Dalam pertemuan
yang kedua siswa diajak keluar kelas untuk melakukan observasi dengan skenario
sebagian siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan dilingkungan sekitarnya,
sebagian lagi memperhatikan hal-hal yang
ditemui.
d). Setelah waktu yang diberikan
selesai, siswa kembali ke dalam kelas untuk
berdiskusi.
Dalam kegiatan ini akan terjadi tukar menukar informasi
antara siswa
yang melakukan aktivitas dan siswa yang melakukan
pengamatan.
e) Siswa
mengerjakan lembar kerja siswa yang dilakukan secara individual
4.1.3.2 Pelaksanaan
(Acting)
Pertemuan
Pertama
a). Siswa diminta untuk menyebutkan
nama tumbuhan dilingkungannya
b). Siswa mendiskripsikan
bagian-bagian dari tumbuhan yang diketahui
c). Siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang kegiatan yang akan dilakukan diluar kelas
Pertemuan
Kedua
a). Dengan rencana kegiatan yang
sudah dibuat sebelumnya, maka siswa melaksanakan observasi dan interview dengan
observer tentang bagian-bagian yang dimiliki tumbuhan.
b). Dengan hasil observasi dan
interview tersebut siswa kembali ke kelas untuk berdiskusi
c). Siswa mengerjakan lembar kerja
siswa secara individual.
4.1.3.3 Pengamatan
(Observing)
Dalam
kegiatan pengamatan, peneliti menyusun suatu lembar kerja baru untuk
meningkatkan kemampuan siswa. Pertemuan pertama
berupa pengajaraan secara lisan tentang tumbuhan. Sedangkan pertemuan kedua berupa aktivitas diluar
kelas. Sebagian dari siswa melakukan
tindakan dan siswa yang lain melakukan
pengamatan. Ada
beberapa temuan yang dapat catat antara lain.
a.
Siswa masih belum bisa memunculkan pertanyaan untuk
memperoleh jawaban yang diinginkan.
b.
Pertukaran informasi antar siswa belum berjalan dengan
baik
c.
Siswa lebih banyak bermain dengan obyek dari pada
mengamati obyek yang ada.
Hasil tes pada siklus 2 juga
menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan hal ini dapat dilihat pada Tabel
3 dan Grafik 2
berikut ini.
Tabel 3. Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA Klas III SLB – C YPAALB
Prambanan pada siklus 2
Nomor
|
Subyek
|
Siklus 2
|
Keterangan
|
|
Pre Tes
|
Post Tes
|
|||
1
|
Y
|
5
|
8
|
Meningkat
|
2
|
E
|
5
|
6
|
Meningkat
|
3
|
D
|
6
|
9
|
Meningkat
|
Jumlah
|
16
|
23
|
Meningkat
|
|
Rata-rata kelas
|
5,3
|
7,7
|
Meningkat
|

Grafik 2. Grafik
Histogram Prestasi Belajar IPA Klas III SLB–C YPAALB
Prambanan pada siklus 2
4.1.3.4 Refieksi
(Reflecting)
Dari hasil tersebut
peneliti membuat refleksi antara lain.
a.
Persiapan
yang dibuat sudah baik yaitu sudah bisa mengakomodasikan terhadap keadaan di
lapangan
b.
Diperlukan
pembelajaran tersendiri untuk mengajarkan perbedaan berbagai jenis tanaman yang ditemukan siswa
Proses pembelajaran ilmu
pengetahuan alam
melalui metode karyawisata yang
berlangsung pada siklus II
juga diabadikan
dalam dokumentasi foto.
Gambar 2 berikut ini memperlihatkan
proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus II.
c.
|
|
||||
|
|
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Gambar 2. Proses pembelajaran dengan
metode karyawisata
Proses
pembelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode karyawisata pada siklus II berdasarkan deskripsi
perilaku ekologis, pada tahap tersebut, siswa terlihat lebih
disiplin, memiliki rasa tanggungjawab dan berani
untuk komunikasi dengan pemilik ternak serta siswa merasa tidak rendah diri dan
minder. Siswa juga bisa kerjasama dengan teman maupun dengan pemilik ternak.
Sampai
pada siklus kedua ini jika dilihat kemajuan belajar mereka, ada peningkatan
yang menggembirakan. Hasil.
Peningkatan kemampuan prestasi belajar
siswa dari masing-masing siklus
disajikan dalam tabel 4
dan Grafik 3 berikut ini.
Tabel 4. Daftar Ni lai
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Klas D3 SLB-C
YPAALB
Prambanan
Nomor
|
Subyek
|
Rata-rata
Nilai Pre Tes
|
Nilai Post tes
|
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
|||
1
|
M
|
5
|
7
|
8
|
2
|
A
|
5
|
6
|
6
|
3
|
T
|
6
|
7
|
9
|
Jumlah
|
16
|
20
|
23
|
|
Rata-rata kelas
|
5,3
|
6,7
|
7,7
|

Grafik
3. Grafik Histogram Peningkatan Prestasi
Belajar IPA Klas III SLB–C
YPAALB Prambanan pada Pre tes, Siklus 1 dan Siklus 2
4.1.4 Pengujian Data
Hipotesa awal dalam penelitian ini adalah Metode Karyawisata dapat meningkatkan prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan Alam anak tunagrahita kelas III SLB – C YPAALB Prambanan,
Klaten tahun 2010/2011. Untuk
membuktikan hipotesis pengaruh penggunaan metode karyawisata terhadap
peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam anak tunagrahita kelas III SLB
– C YPAALB Prambanan Klaten, maka digunakan perbandingan data nilai dari hasil
pre test dengan data nilai dari hasil post test.
Dari data
Tabel 2 diperoleh hasil nilai rata-rata
prestasi kemampuan awal (pre tes) siswa kelas III SLB
– C YPAALB sebagai berikut :
|
|
|
Hasil
analisa data dari nilai rata-rata hasil pre test (T1) = 5,7
kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata dari hasil post test (T2) = 7,2 maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
karyawisata dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada anak tunagrahita kelas
III di SLB–C YPAALB Prambanan Klaten tahun
2010/2011.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka dapat
dikaji pembahasan sebagai berikut :
Anak
tunagrahita adalah anak yang dilahirkan dengan IQ di bawah rerata normal
sehingga mengalami keterbatasan atau hambatan pada masalah perkembangan dalam
bidang intelektual, yang mengakibatkan anak lambat dalam hal penggunaan pola
pikir abstrak.
Anak tunagrahita dalam perkembangan
penggunaan pola pikir abstrak mengalami banyak hambatan, salah satunya dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dimana anak tunagrahita sulit menangkap
materi yang bersifat abstrak. Dengan
demikian, maka dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang tepat, sehingga
membantu dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
Salah satu usaha untuk mengatasi
hambatan prestasi belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam anak tunagrahita adalah dengan memberikan metode
pembelajaran yang tepat. Dalam
penelitian ini digunakan metode pembelajaran karyawisata sebagai alat bantu
menyampaikan materi belajar anak tunagrahita.
Anak tunagrahita akan lebih dapat menerima suatu penjelasan dengan
melihat langsung pada obyek ajar yang konkrit.
Penerimaan penjelasan pelajaran dengan
metode karyawisata akan mempengaruhi kemampuan anak tuna grahita dalam menyerap
pelajaran sehingga akan mempengaruhi pula
dalam prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keberhasilan
pembelajaran untuk meningkatkan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam
dengan metode pembelajaran Karyawisata efektif dan peningkatannya sangat
signifikan.
Peningkatan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam
dengan metode pembelajaran Karyawisata diwujudkan dengan pencapaian
nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Pada pelaksanaan pre tes nilai rata-rata yang diraih
siswa adalah 5,3. Pada siklus
satu nilai rata-rata yang diraih siswa adalah 6,7 dan pada siklus dua nilai rata-rata yang diraih siswa
adalah 7,7. Hasil belajar
tersebut sabagai wujud kemampuan penerimaan pembelajaran dengan metode karyawisata pada setiap siklus.
Dari kedua
siklus menampakkan hasil peningkatan prestasi belajar yang menggembirakan. Peningkatan tersebut sebagai efek dari
proses belajar yang dikelola dengan baik melalui metode pembelajaran
karyawisata.
Pembelajaran
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, terbukti mampu memotivasi
siswa dalam kegiatan belajar. Melalui
pengalaman-pengalaman belajar pada implementasi metode pembelajaran
karyawisata, guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang menyediakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa,
sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna.
Jika
dikaitkan dengan kesan siswa yang muncul setelah siklus satu sampai
siklus dua, metode pembelajaran karyawisata ternyata menjadikan siswa
semakin senang dan semangat untuk
belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Dari
hasil penelitian juga tampak bahwa dengan memanfaatkan lingkungan luar kelas
sebagai sumber belajar.
Keberhasilan-keberhasilan tersebut sebagai efek dari proses belajar yang dikelola dengan baik melalui
metode pembelajaran Karyawisata untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berfikir
abstrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar